Kemampuan
Matematika Dasar yang Mendasari Proses Matematika Berdasarkan Draft PISA 2015
Satu dekade pengalaman
dalam mengembangkan item PISA dan menganalisis bagaimana cara siswa dalam
menanggapi item tersebut, telah mengungkapkan bahwa ada satu set kemampuan dasar
matematika yang mendasari proses laporan ini dan literasi matematis dalam praktek. Karya dari
Mogens Niss dan rekannya Danish (Niss, 2003; Niss dan Jensen, 2002; Niss dan Højgaard, 2011) mengidentifikasi delapan kemampuan yang disebut sebagai “kompetensi”
oleh Niss dan dalam kerangka kerja tahun 2003 (OECD, 2003) berperan untuk
perilaku matematika. Menggunakan kerangka PISA 2015 formulasi dimodifikasi dari
set ini dari kemampuan , yang sebelumnya delapan diingkat menjadi tujuh
berdasarkan penyelidikan kompetensi melalui pengoperasian yang sebelumnya
diberikan item PISA(Turner et al., 2013).
Kemampuan kognitif
tersedia untuk atau dipelajari oleh individu dalam rangka untuk memahami dan
terlibat dengan dunia dengan cara matematika, atau untuk memecahkan masalah.
Level literasi matematis dimiliki oleh peningkatan individu, sebagai individu
yang mampu untuk menggambarkan tingkat peningkatan kemampuan matematika yang
dasar (Turner dan Adams, 2012). Dengan demikian, peningkatan pergerakan
kemampuan matematika dasar dikaitkan dengan meningkatnya kesulitan item.
Pengamatan ini telah digunakan sebagai dasar deskripsi perbedaan kemahiran level
literasi matematika yang telah dilaporkan sebelumnya pada survey PISA dan
dibahas nanti dalam kerangka kerja ini.
Tujuh kemampuan
matematika dasar yang digunakan dalam kerangka ini adalah sebagai berikut:
1.
Komunikasi
Literasi matematika melibatkan
komunikasi. Individu merasakan adanya beberapa tantangan dan dirangsang untuk
mengenali dan memahami situasi masalah. Membaca, menguraikan dan menafsirkan
pernyataan, menanya, tugas atau objek yang memungkinkan individu untuk
membentuk model mental dari situasi, yang merupakan langkah penting dalam
memahami, mengklarifikasi dan merumuskan masalah. Selama proses mencari solusi,
hasil lanjutan perlu diringkas dan disajikan. Kemudian setelah solusi telah
ditemukan, pemecah masalah mungkin butuh penyajian solusi, dan menjelaskan atau
membenarkan kepada orang lain.
2.
Matematis
Literasi
matematika dapat mengubah masalah yang ada dalam dunia nyata menjadi bentuk
matematika yang tepat (yang dapat mencakup susunan, konsep/pongertian,
pengandaian, dan merumuskan model), atau menafsirkan atau mengevaluasi hasil
matematika atau model matematis yang berhubungan dengan masalah asli. Istilah
matematis digunakan untuk menggambarkan kegiatan matematika dasar yang
terlibat.
3.
Gambaran
Literasi
matematika sering kali melibatkan representasi objek dan situasi matematika.
Ini bisa berarti memilih, menafsirkan, menerjemahkan antara, dan menggunakan
berbagai representasi untuk mengungkap situasi, berinteraksi dengan masalah,
atau untuk menyajikan salah satu pekerjaan. Representasi mencakup grafik,
tabel, diagram, gambar, persamaan, rumus, dan bahan dasar.
4.
Penalaran dan Argumen
Kemampuan
matematika terdiri dari bermacam tahap dan kegiatan yang berhubungan dengan
literasi matematika yang dirujuk sebagai penalaran dan argumen. Kemampuan ini
melibatkan awal proses pemikiran logis yang mengeksplorasi dan hubungan tiap
masalah sehingga membuat kesimpulan dari tiap tahap tersebut, memeriksa
pembenaran yang diberikan, atau memberikan pembenaran pernyataan atau solusi
untuk masalah.
5.
Menemukan strategi untuk memecahkan
masalah
Literasi
matematika sering kali membutuhkan rancangan strategi untuk memecahkan masalah
secara matematis. Hal ini melibatkan satu bentuk proses kontrol kritis yang
membimbing seorang individu untuk secara efektif menyatakan, merumuskan dan
memecahkan masalah. Keterampilan ini dicirikan sebagai tahap memilih atau
merancang rencana atau strategi untuk menggunakan matematika untuk memecahkan
masalah yang timbul dari tugas atau konteks, sebagai pedoman untuk pelaksanaannya.
Kemampuan matematika ini dapat dilakukan pada setiap tahap proses pemecahan
masalah.
6.
Menggunakan simbol, formal dan bahasa
teknis serta operasi
Literasi
matematika memerlukan penggunaan bahasa simbolik, formal dan bahasa teknis serta
operasi. Ini melibatkan memahami, menafsirkan, memanipulasi, dan membuat
penggunaan ekspresi simbolis dalam konteks matematika (termasuk ekspresi aritmatika
dan operasi) diatur oleh konvensi matematika dan aturan. Ini juga melibatkan tahap
memahami dan memanfaatkan konstruksi formal berdasarkan definisi, aturan dan
sistem formal dan juga menggunakan algoritma dengan entitas ini. Simbol,
peraturan, dan sistem yang digunakan akan bervariasi menurut konten pengetahuan
yang dibutuhkan untuk tugas tertentu untuk merumuskan, memecahkan atau
menafsirkan matematika.
7.
Menggunakan alat matamatika
Kemampuan
matematika terakhir yang mendukung literasi matematika dialam praktik adalah menggunakan
alat matematika. Alat matematika mencakup fisik alat seperti alat pengukur,
kalkulator dan alat berbasis-komputer yang lebih luas. Kemampuan ini melibatkan
pengetahuan dan kemampuan menggunakan berbagai alat tersebut. Alat matematika
juga dapat memiliki peran penting dalam mengkomunikasikan hasil penyelesaian.
Kemampuan ini jelas
untuk berbagai tahap dari tiga proses matematik. Cara dimana kemampuan ini
menampakkan diri dalam tiga proses yang dijelaskan pada tabel. Lebih rinci
tentang kemampuan ini, terutama karena mereka berhubungan dengan kesulitan
item, dapat ditemukan di lampiran A. Selain itu, masing-masing contoh
ilustratif yang disediakan dalam lampiran B menjelaskan bagaimana kemampuan
mungkin diaktifkan oleh siswa yang memecahkan masalah tertentu itu.
Gambar 2 hubungan
antara proses matematika (baris horisontal atas) dan kemampuan matematika dasar
(paling kiri kolom vertikal)
|
Merumuskan
situasi matematika
|
Menggunakan
konsep-konsep matematika, fakta, prosedur dan penalaran
|
Menafsirkan,
menerapkan dan mengevaluasi hasil matematika
|
Komunikasi
|
Membaca, mendekode,
dan membuat pernyataan yang masuk akal, pertanyaan, tugas, objek atau gambar,
membentuk model situasi
|
Menyatakan solusi,
menunjukkan prosrs yang terlibat dalam mencapai solusi dan/atau meringkas serta mempresentasikan hasil
penyelesaian matematika
|
Membangun dan mengkomunikasikan
penjelasan dan argumen dalam konteks masalah
|
Matematis
|
Mengidentifikasi
variabel matematika yang mendasari dan struktur dalam masalah nyata serta membuat asumsi sehingga mereka
dapat digunakan
|
Menggunakan
pemahaman konteks untuk panduan atau mempercepat proses pemecahan matematika,
misalnya bekerja untuk konteks sesuai tingkat akurasi
|
Memahami batas
dan keterbatasan solusi matematika yang merupakan konsekuensi dari model
matematika yang digunakan
|
Gambaran
|
Membuat
representasi matematika dari informasi dunia nyata
|
Memahami,
menghubungkan dan menggunakan berbagai representasi ketika berinteraksi
dengan masalah
|
Menafsirkan hasil
matematika dalam berbagai format dalam kaitannya dengan situasi atau kegunaan;
membandingkan atau mengevaluasi dua atau lebih representasi dalam kaitannya
dengan situasi
|
Penalaran dan
Argumen
|
Menjelaskan, memberi
penguatan atau memberikan pembenaran untuk representasi untuk situasi nyata.
|
Menjelaskan,
membela atau memberikan pembenaran untuk proses dan prosedur yang digunakan untuk menentukan
hasil matematika atau solusi.
Menghubungkan
potongan-potongan informasi sampai di solusi matematika, membuat generalisasi
atau membuat argumen multi-langkah
|
Merenungkan
solusi matematika dan membuat penjelasan dan argumen yang mendukung,
menyangkal atau memenuhi syarat solusi matematika untuk masalah kontekstual
|
Menemukan
strategi untuk memecahkan masalah
|
memilih atau
menyusun rencana atau strategi untuk memrancang ulang masalah
kontekstual secara matematis
|
Mengaktifkan
mekanisme kontrol yang efektif dan berkelanjutan di seluruh tahap multi-langkah
mengarahkan solusi matematika,
kesimpulan atau generalisasi
|
Merancang dan
menerapkan strategi untuk menafsirkan, mengevaluasi dan memvalidasi solusi
matematika untuk masalah kontekstual
|
Menggunakan
simbol, formal dan bahasa teknis serta operasi
|
Menggunakan
variabel yang sesuai, simbol, diagram dan model standar untuk mewakili sebuah masalah nyata menggunakan
simbolik/ bahasa formal
|
Memahami dan
memanfaatkan konstruksi formal yang didasarkan pada definisi, aturan dan
sistem formal serta menggunakan algoritma
|
Memahami hubungan
antara konteks masalah dan solusi
matematika. Menggunakan pemahaman ini untuk membantu mengintepretasikan
solusi dalam konteks dan mengukur
kelayakan dan kemungkinan solusi
|
Menggunakan alat
matematika
|
Menggunakan
alat-alat matematika untuk mengenali struktur matematika atau untuk
menggambarkan hubungan matematis
|
Tahu dan dapat menggunakan
alat yang dapat membantu dalam melaksanakan proses dan prosedur untuk menentukan solusi matematika
|
Menggunakan
alat-alat matematika untuk memastikan kewajaran solusi matematika dan setiap
batas dan kendala pada solusi itu, mengingat konteks masalah.
|
Kemampuan matematika dasar yang mendasari proses matematika ini saya translate dari Draft PISA 2015 Mathematics Framework halaman 12 sampai 15.
0 komentar:
Posting Komentar